Bungkarno

“Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan  dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 – 8 –  1945
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta”.
BUNG  Karno adalah Presiden Pertama negara kita; Republik Indonesia. Beliau Bapak Proklamator. Namanya cukup harum diseantero dunia. Mengapa sampai seharum itu?. Karena beliau punya kelebihan tertentu yang di berikan Allah SWT. Kini, ia telah tiada. Pergi buat selamanya. Tapi jasa dan bakti buat negara dan rakyat negara ini tetap bersemi dan jadi kenangan abadi bagi kita semua. Hidupnya penuh pengorbanan demi ibu pertiwi.  13 tahun masuk penjara (termasuk pembuangan) kolonial Belanda,  gara-gara memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air dari belenggu penjajahan. Sifatnya dalam berjuang tak kenal menyerah; patut jadi tauladan bagi rakyat Indonesia, generasi sekarang maupun generasi mendatang dari penghuni republik ini/.
Bung Karno lahir pada tgl.  6 Juni 1901, tepat 80 tahun yang lalu. Putra dari Raden Sukemi Sosro Dihardjo dan Ibu Ida Njoman Rai ini, lahir di saat ummat muslimin hendak melaksanakan shalat shubuh, karena itulah Bung Karno sering pula mendapat julukan; Putra Sang Fajar. Bila kita teliti keturunan beliau selanjutnya, ternyata Bung Karno merupakan cicit Raden Ayu Serang, yang berperang sebagai pahlawan wanita Islam bersama Pengeran Diponegoro melawan Belanda. Raden Ayu Serang termasuk cicit pula dari Sunan Kalijaga dari kelompok wali songo nan Sembilan. ini fakta sejarah.
Masa Pendidikan
Surabaya sebagai kota kelahiran Kusno Sosro Soekarno (nama kecil) tidak berapa lama ia menetap di sana. Ketika umur 6 tahun Soekarno bersama keluarganya pindah ke Mojokerto. Sejak kecil Putra Sang Fajar ini telah menampakkan tanda-tanda, bahwa ia akan menjadi orang besar di kemudian hari. Dalam kelompok  kawan sepermainan, “Karno Cilik” sering ditabalkan sebagai ketua. Betapa tidak/, bila panjat pohonpun ia juga yang paling jagoan. Dari Mojokerto Soekarno dijemput embahnya  Raden Hardjodikromo untuk tinggal bersamanya di desanya. Orang tua ini sangat sayang kepada si cilik yang sangat lincah itu. Koesno Sosro Soekarno dimasukkan oleh embahnya ke sekolah desa di Tulungagung. Pelajaran yang paling disukainya  adalah ilmu sejarah.
Setelah tamat dari sekolah desa, ia masuki sekolah rendah berbahasa Belanda Europeesche lagere School dan duduk di kelas lima.
Guna bersekolah di tingkat menengah Soekarno terpaksa terpisah dengan keluarganya. Dan pindah kembali ke Surabaya tempat ia dilahirkan, menempati rumah teman akrab dari ayahnya; H.O.S Cokroaminoto. Di Surabaya ia memasuki H.B.S (Hogere Burger School) yang bagi masa itu hanya dapat dimasuki oleh sebagian kecil rakyat Bumi Putra saja.  Melihat kepada kegiatan Soekarno sehari-hari selama di Surabaya, semua orang jadi tertarik dengannya, termasuk tokoh Syarikat Islam; HOS Cokroaminoto. Beliau terlalu sayang kepada Soekarno yang masih muda belia. Kemana saja HOS Cokroaminoto berpidato untuk menggerakkan semangat perjuangan rakyat untuk menghapus penjajahan Belanda; beliau membawa pemuda tampan itu bersamanya. Dan kadang-kadang pula, bila Pak Cokro tak dapat hadir pada suatu undangan beliau mewakilkan pada Soekarno untuk pidato di sana. Begitulah kepercayaannya untuk dia. Pada akhirnya Soekarno sendiri mengawini Utari, anak perempuan dari pejuang Islam itu; tapi hanya berlangsung selama beberapa tahun saja. Setelah menamatkan HBS, ia melanjutkan studinya di Bandung. Ia memasuki Fakultas Teknik Sipil (Technische Hoogescholl-ITB sekarang). Selama jadi mahasiswa di Bandung, Soekarno telah memulai kariernya di bidang politik. Karena rajin membaca,  ia dapat menguasai bermacam bidang ilmu.

Masa perjuangan
Perguruan Tinggi yang dimasukinya  tahun 1921, telah memberi kesempatan pada Bung Karno bagi memperluas horizon pemikirannya. Tahun 1926, titel Insinyur dapat diraihnya dengan sukses.
Sebagaimana telah penulis sebutkan tadi, bahwa selama  di HBS Bung Karno Indekost dirumah Haji Oemar Said Cokroaminato. Semua kegiatan tokoh perjuangan yang berlandaskan Islam ini, diamati sepenuhnya oleh Bung Karno. Hal ini beliau akui seperti tulisannya: “Tuhan adalah bermurah hati kepada saya, Pada waktu aku masih muda diberiNyalah kepadaku pemimpin-pemimpin yang utama, Cokroaminoto, Cipto Mangunkusumo, Ahmad Dahlan, F.E Doewes Dekker (kemudian bernama Setiabudhy), Sneevliet dan lain-lain, – semua mereka terutama sekali Cokroaminoto termasuklah salah seorang guru saya yang amat saya hormati. Kepribadiannya menarik saya pula, dan Islam ismenya menarik saya pula, oleh karena  tidak sempit perpaduan pengaruh pemimpin-pemimpin tersebut kepada jiwa saya, membuatlah saya berpandangan politik sebagai sekarang ini. Pernah saya tuliskan, bahwa saya ini “campuran” daripada keagamaan, nasionalisme dan sosialisme. Pada saat menulis kalimat ini, pikiranku tertuju pada mereka itu. Moga-moga Tuhan memberikan tempat yang sebaik-baiknya – kepada mereka di akhirat. Pada saat saya menyatakan hormat dan terima kasih kepada Cokroaminoto, saya tidak mau melupakan ibu Cokro, yaitu isteri Pak Cokro, seorang wanita yang sungguh luas hati dan luhur budi. Beliau pun meninggalkan kesan yang dalam di kalbu saya ini. Moga-moga beliaupun diberi tempat yang baik oleh Tuhan dialam baka. Amin!”, demikian doa Bung Karno kepada orang yang telah menanam budi pada beliau. Pernyataan Bung Karno dapat kita baca dalam buku: Cokroaminoto, Hidup dan Perjuangannya”, yang dengan menjelaskan kepada kita bahwa pengakuan bertanggal “2 Mei  1951 ; 30 puluh tahun yang lalu.
Sebagai tokoh politik yang radikal dimasa itu, rumah Cokroaminoto adalah tempat berkumpul tokoh-tokoh politik dari bermacam aliran. Kerumah Cokroaminoto sering berkunjung antara lain; Haji Agus Salim, Alimin, Tokoh organisasi pemuda Islam, organisasi kebangsaan dst. Dari perembukan ahli-ahli politik tersebut, Bung Karno yang masih muda itu dapat menarik berbagai siasat dalam permainan politik.
Selain bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional di Tanah Air, Bung Karno sangat rajin pula membaca pikiran-pikiran dari tokoh politik luar negeri. Ucapan mereka sering kali menjadi bahan pidato atau tulisan dari beliau. Tentang cinta tanah air, Bung karno pernah mengutip ucapan Karamchand Gandhi sbb: “Buat saya, maka cinta saya kepada tanah air itu, masuklah dalam cinta pada segala manusia. Saya ini orang patriot, oleh karena saya manusia dan berbicara manusia, saya tidak mengecualikan siapa juga”. Sejumlah negarawan dunia dikagumi Bung Karno. Pidato-pidato Jean Jaures dari Prancis selalu dikutipnya melalui radio. Nama-nama tokoh pergerakan kemerdekaan dan pembangunan dari luar negeri yang jadi sebutannya, baik dalam tulisannya di koran dan majalah adalah seperti: Jawaharlal Nehru (India), Ibnu Saud (Arab), Benjamin Franklint (USA), Kamal Attaturk (Turki), Amir Ali, Syaukat Ali, Ali Jinnah (ketiganya dari Pakistan), Syeich Muhammad Abduh, dan Jamaluddin Al-Afghani dari Mesir.
Kesimpulannya : semua kampiun yang menggerakkan pembaharuan didunia dikenal Soekarno secara dekat melalui tulisan-tulisan mereka. Bung Karno termasuk orang yang paling rajin membaca. Semua hasil bacaan itu dituangkan kembali melalui mass media, untuk membangkitkan semangat perjuangan rakyat menentang Belanda. Bung karno sifatnya gandrung persatuan. Dalam setiap pidato dikobarkannya rasa persatuan  dari rakyat diseluruh kepulauan Nusantara.
Kita semua mengetahui, bahwa dimasa penjajahan Belanda rakyat di negara kita belum bersatu seperti sekarang. Mereka saling berpisah menurut  daerah asalnya. Belanda sangat takut pada persatuan mereka itu. Bung Karnolah salah seorang yang turut berjasa mempersatukan seluruh rakyat dari Sabang sampai Meroke. Dengan pidato Bung Karno yang berapi-api dapat meruntuhkan sikap kedaerahan rakyat.
Sebagai pahlawan kemerdekaan Bung karno banyak mengalami penderitaan. Berkali-kali masuk penjara kolonial Belanda. Diasingkan ke Ende Flores 4 tahun, ke Bengkulu selama 4 tahun juga, sampai Jepang masuk. Tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno bersama Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Atas kemauan rakyat Bung Karno diangkat sebagai Presiden Pertama Republik Indonesia.
Demikian riwayat ringkas hidup dan perjuangan Bapak Proklamator Republik Indonesia sebagai buah renungan bagi kita bangsa Indonesia, yang merayakan ulang tahun hari lahir beliau ke 80. Sebagai bangsa beradab, kita tetap menghormati jasa-jasa pahlawan yang telah pergi, walaupun mereka sendiri tidak memintanya. Bangsa Indonesia sudah tentu tidak akan terpengaruh dengan isapan jempol orang-orang asing yang mengatakan, Bung Karno pernah berkhianat pada perjuangan nasional seperti yang tersiar luas dalam bulan Februari lalu. Kita yakin dengan seyakin-yakinnya, semua gambar-gambar John  Ingelson dalam buku Ras to Exile, yang menuduh Bung Karno pernah menyerah pada Belanda asal beliau diperlakukan dengan baik, merupakan fitnah yang tidak berfakta, Pak Harto dan saya sependapat bahwa pemuatan tulisan yang menyebut Ir. Soekarno pernah menyerah pada Belanda adalah tidak benar” ,demikian ucapan wakil Presiden Adam Malik ketika menanggapi tuduhan tersebut.

Anda ingin mengenal beliau lebih dekat? lihat biodatanya disini